Langsung ke konten utama

Drama Musikal Untuk Para Pejuang Indonesia

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Ri yang ke-71, pemuda dan pemudi desa Polodadi yang tergabung dalam karang taruna Dharma Eka Putra mempersembahkan sebuah drama musikal yang dipentaskan Jum’at, 19 Agustus 2016. Drama yang berjudul Pemuda Polodadi ini dipentaskan oleh Jefri, Vikri,  Rizky, Risko, Ulin, Vivi, Ryan, Dicky dan beberapa pemuda lainnya.

            Drama ini mengisahkan tentang perjuangan Pemuda Polodadi mengusir penjajah. Terinspirasi dari semangat juang Bung Tomo, maka drama ini pun dipersembahkan untuk beliau. Drama yang berdurasi selama 30 menit ini mampu menyita perhatian warga Polodadi. Terbukti ratusan warga sudah berkumpul sejak jam 7 malam menantikan penampilan putra dan putrid mereka.

            Selain ceritanya yang menarik, drama ini juga dibumbui dengan humor dan beberapa tarian yang membuat penonton tak mampu menahan gelak tawa selam menyaksikannya. Ditemui seusai acara, para pemuda Dharma Eka Putra mengaku sangat lega karena meskipun minim latihan, drama ini dapat berjalan dengan baik. Selain itu sambutan para penonton yang antusias membuat para pemuda dan pemudi ini bangga hasil kerja kerasnya tak sia-sia.


            Minimnya waktu latihan bukan menjadi kendala untuk Drama ini. Meskipun hanya berlatih dua hari, namun para pemeran drama tampak all out di atas panggung. Mereka tidak tampak malu-malu maupun canggung berakting di hadapan ratusan penonton. Mbak Sri dan Mas Wahyu selaku sutradara drama ini mengaku puas dengan drama musikal kali ini. “Saya akui memang kurang persiapan, kami hanya punya waktu dua hari. Itu pun dengan terbatasnya waktu mereka. Karena masih ada yang sekolah, maupun kuliah. Tapi saya cukup puas dengan drama kali ini. Saya bangga dengan mereka semua. Semoga lain kali bisa menampilkan drama yang lebih baik lagi,” tutur Mbak Sri yang saya temui seusai acara.

            Sekali pun drama ini banyak dibumbui dengan humor, namun ada saat-saat di mana para penonton menahan haru. Saat di mana rekaman pidato suara Bung Tomo yang diputar di tengah-tengah drama. Seketika suasana menjadi penuh haru dan mampu membuat bulu kuduk merinding. Ada rasa haru, sedih, dan beberapa penonton sempat menitikkan air mata mendengar suara rekaman beliau.


            Melalui drama ini, para pemuda Dharma Eka Putra memberikan pesan bahwa perjuangan untuk merebut kemerdekaan tidaklah mudah, tapi yang lebih berat adalah mempertahankan kemerdekaan itu sendiri. Selain itu drama ini juga menjadi momen berkumpul warga desa Polodadi dan lebih mempererat tali silaturahmi.

Tulisan ini dikirimkan ke Harian Surya dan masuk ke dalam Citizen Snap

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel: Belahan Jiwa, Saat Dia Selalu Bersamamu, Cinta itu Telah Hadir

Jangan dibuka trailer di atas kalau gak mau kayak aku, langsung lari ke Indomaret buat ngambil novel Belahan Jiwa karya Nuniek KR ini :). Sumpah dendam banget sama yang buat trailer, maksudnya apa coba, bikin trailer yang bisa bikin nangis dari detik pertamanya di play (Pas iklannya, Plak). Tapi beneran aku sempat menitikkan air mata waktu liat trailer ini. Ciyus. Buat Bang Roll, hebat banget bisa bikin trailer keren kayak gini. Kamu utang 1 tetes air mataku, Bang. Hiks T_T

Temukan Apa yang Kamu cari Hanya Dalam Satu Klik, Mulai dari Fashion, Tren, Berita hingga Tips Relationship semua ada di IDN Times.

                 Dunia dalam satu klik,mungkin itu satu kata yang bisa menggambarkan era digitalisasi saat  ini. Tidak dapat dipungkiri setiap hari kita bergelut dengan yang namanya internet. Mulai dari kebutuhan mengakses sosial media seperti facebook, instagram, twiter hingga membaca berita di media digital atau mengakses informasi lainnya.

Apa yang aku pikirkan saat aku jenuh?

                        Ada banyak hal yang akhir-akhir ini membuatku sangat jenuh menjalani hidup. Tidak seperti biasanya saat aku mempunyai waktu luang, hari-hari yang libur untuk menikmati drama korea, tapi mendadak semuanya hambar.