Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 19, 2017

Puisi Kisah di Senja yang muram Jalan Slamet Riyadi, Bocah Kecil Menanti Langit yang Terbelah, Kau Tidak Menunggu Tuhan, Tuan, Menenggelamkan kata di matamu (Dimuat di Radar Mojokerto)

Suatu Kisah di Senja yang Muram Jalan Slamet Riyadi ; Seto Permada Kita pernah mengukir senja, pada kisah yang berakhir bahagia Anakanak kecil yang muram, memandangi kita bak Arjuna dan Sembadra Kita mencari arah, hingga lupa pada peta Kita mencari jalan, hingga lupa pada perpisahan Hujan datang bersama anak buahnya; rintik yang riang Bersama angin mengintip dari celah gedunggedung pembelai langit Kita lupa arah, hingga jam bergulir bak kekosongan Kau memunguti diksidiksi yang berceceran Dengan sebelah tanganmu yang kosong kau membelah kepala Aku menyaksikannya dengan mata yang redup, Lalu ada sebait puisi di matamu; di senja yang muram saat langkah kita berjauhan (Jalan Slamet Riyadi, 24 April 2015) Bocah Kecil Menanti Langit yang Terbelah Di wajahnya ada gambaran masa lalu dan masa silam Bocah kecil dengan langkah ringan menapak jalan yang terbakar Dia menjunjung harap di kepalanya Memikul matahari dan bulan di atas kedua pundaknya Dud

Apa yang aku pikirkan saat aku jenuh?

                        Ada banyak hal yang akhir-akhir ini membuatku sangat jenuh menjalani hidup. Tidak seperti biasanya saat aku mempunyai waktu luang, hari-hari yang libur untuk menikmati drama korea, tapi mendadak semuanya hambar.