Aku terbangun dini hari. Kurasakan seseorang menarik-narik kerah bajuku. Tapi k etika aku menoleh, Ragiel tengah tertidur pulas menghadap arah yang berlawanan. Firasatku tidak enak. Sejak pertama masuk ke rumah ini, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ragiel satu-satunya teman laki-laki yang kukenal di Jogja. Sebenarnya temanku banyak, namun aku hanya dekat pada Ragiel saja. Sebulan yang lalu aku menyampaikan pada Ragiel dan beberapa temanku bahwa aku akan ke Jogja. Tujuan utamaku adalah mengambil honor di salah satu koran sekalian jalan-jalan. Beberapa teman menawariku tempat tinggal selama aku berada di Jogja. Namun, aku lebih memilih tinggal bersama Ragiel untuk beberapa hari ke depan. Sepertinya, sekarang aku sedikit menyesali keputusanku menerima tawaran Ragiel.