Mendengar nama Diva Press sebagai salah satu penerbit di Indonesia,
tentunya tidak asing lagi, terlebih mendengar nama Pak Edi Mulyono atau
Edi A.H. Iyuhbenu sebagai pemiliknya. Kini, Divapress mengusung satu
penerbit baru yang menjadi wadah bagi para penulis. Penerbit yang
sebelumnya bernama Pelangi, lalu berganti menjadi Penerbit Basabasi ini
seperti memberikan angin segar di jalur indie. Jika biasanya menerbitkan
naskah secara indie, para penulis harus
membayar biaya untuk naskahnya, maka tidak bagi naskah-naskah yang
diterima di penerbit Basabasi. Penulis justru dibayar jika naskahnya
lolos seleksi. Tentunya dengan seleksi ketat yang dilakukan oleh Pak Edi
Mulyono, Kian Santang, Joni Ariadinata dan para kurator Basabasi.
.
Dalam Roadshow sastra perjuangan yang diadakan di Balai Sudjatmoko (19/11) Pak Edi mengungkapkan bahwa memerjuangkan sastra di negeri ini memang tidaklah mudah, tapi berkat dukungan dari teman-temannya dan tentunya untuk dunia literasi sendiri, Pak Edi bertekad untuk memperpanjang umur sastra lewat Basabasi, Diva Press, kampus fiksi, maupun Sastra Perdjuangan sendiri.
.
Dalam diskusi yang dipimpin oleh Kalis Mardiasih, dipandu oleh Udji Kayang Aditya Supriyanto, para penulis seperti Gunawan Tri Atmodjo, Karisma Fahmi, Eko Triono bercerita tentang proses kreatif masing-masing. Diskusi yang membahas empat buku baru Penerbit Basabasidan Diva Press, Tuhan Tidak Makan Ikan (Gunawan Tri Atmodjo), Pemanggil Hujan dan Pembaca Kematian (Karisma Fahmi), Agama Apa yang pantas untuk pohon-pohon (Eko Triono), Malam Penghabisan Bagi Siluman (Gunawan Tri Atmodjo) dihadiri pula oleh Kian Santang, Joni Ariadinata, Triyanto Triwikromo, serta beberapa penulis asal solo, diskusi berjalan dengan gayeng dan lancar.
.
Gunawan (GTA) bahkan tak segan membagi humor-humor satirenya seperti yang tertulis di dalam buku-bukunya. Selain itu Eko Triono juga membeberkan proses kreatif naskahnya, tak lupa suguhan menarik Karisma Fahmi bercerita tentang menanamkan minat baca kepada murid-muridnya.
.
Basabasi sendiri telah mempersiapkan naskah-naskah para penulis Indonesia yang akan segera terbit bulan ini dan bulan-bulan selanjutnya, seperti naskah Benny Arnas, Ken Hanggara, Risda Nur Widia, Yuditeha, Seto Permada, Bernard Batubara, dan masih banyak lainnya. Basabasi memberi warna baru sekaligus wadah bagi para penulis. Tentunya dengan seleksi ketat dan menjaga kualitas karya. Penerbit ini memberikan peluang baru penulis sastra dengan membuka kesempatan pengiriman naskah baik Kumpulan cerpen maupun kumpulan puisi bagi penulis Indonesia. Tertarik untuk mencoba? Selamat menjajal sastra di jalur basabasi.
.
Dalam Roadshow sastra perjuangan yang diadakan di Balai Sudjatmoko (19/11) Pak Edi mengungkapkan bahwa memerjuangkan sastra di negeri ini memang tidaklah mudah, tapi berkat dukungan dari teman-temannya dan tentunya untuk dunia literasi sendiri, Pak Edi bertekad untuk memperpanjang umur sastra lewat Basabasi, Diva Press, kampus fiksi, maupun Sastra Perdjuangan sendiri.
.
Dalam diskusi yang dipimpin oleh Kalis Mardiasih, dipandu oleh Udji Kayang Aditya Supriyanto, para penulis seperti Gunawan Tri Atmodjo, Karisma Fahmi, Eko Triono bercerita tentang proses kreatif masing-masing. Diskusi yang membahas empat buku baru Penerbit Basabasidan Diva Press, Tuhan Tidak Makan Ikan (Gunawan Tri Atmodjo), Pemanggil Hujan dan Pembaca Kematian (Karisma Fahmi), Agama Apa yang pantas untuk pohon-pohon (Eko Triono), Malam Penghabisan Bagi Siluman (Gunawan Tri Atmodjo) dihadiri pula oleh Kian Santang, Joni Ariadinata, Triyanto Triwikromo, serta beberapa penulis asal solo, diskusi berjalan dengan gayeng dan lancar.
.
Gunawan (GTA) bahkan tak segan membagi humor-humor satirenya seperti yang tertulis di dalam buku-bukunya. Selain itu Eko Triono juga membeberkan proses kreatif naskahnya, tak lupa suguhan menarik Karisma Fahmi bercerita tentang menanamkan minat baca kepada murid-muridnya.
.
Basabasi sendiri telah mempersiapkan naskah-naskah para penulis Indonesia yang akan segera terbit bulan ini dan bulan-bulan selanjutnya, seperti naskah Benny Arnas, Ken Hanggara, Risda Nur Widia, Yuditeha, Seto Permada, Bernard Batubara, dan masih banyak lainnya. Basabasi memberi warna baru sekaligus wadah bagi para penulis. Tentunya dengan seleksi ketat dan menjaga kualitas karya. Penerbit ini memberikan peluang baru penulis sastra dengan membuka kesempatan pengiriman naskah baik Kumpulan cerpen maupun kumpulan puisi bagi penulis Indonesia. Tertarik untuk mencoba? Selamat menjajal sastra di jalur basabasi.
Komentar