Langsung ke konten utama

Menjajal Sastra di Jalur Basabasi (Harian Surya, 23 November 2016)

Mendengar nama Diva Press sebagai salah satu penerbit di Indonesia, tentunya tidak asing lagi, terlebih mendengar nama Pak Edi Mulyono atau Edi A.H. Iyuhbenu sebagai pemiliknya. Kini, Divapress mengusung satu penerbit baru yang menjadi wadah bagi para penulis. Penerbit yang sebelumnya bernama Pelangi, lalu berganti menjadi Penerbit Basabasi ini seperti memberikan angin segar di jalur indie. Jika biasanya menerbitkan naskah secara indie, para penulis harus membayar biaya untuk naskahnya, maka tidak bagi naskah-naskah yang diterima di penerbit Basabasi. Penulis justru dibayar jika naskahnya lolos seleksi. Tentunya dengan seleksi ketat yang dilakukan oleh Pak Edi Mulyono, Kian Santang, Joni Ariadinata dan para kurator Basabasi.
.
Dalam Roadshow sastra perjuangan yang diadakan di Balai Sudjatmoko (19/11) Pak Edi mengungkapkan bahwa memerjuangkan sastra di negeri ini memang tidaklah mudah, tapi berkat dukungan dari teman-temannya dan tentunya untuk dunia literasi sendiri, Pak Edi bertekad untuk memperpanjang umur sastra lewat Basabasi, Diva Press, kampus fiksi, maupun Sastra Perdjuangan sendiri.
.
Dalam diskusi yang dipimpin oleh Kalis Mardiasih, dipandu oleh Udji Kayang Aditya Supriyanto, para penulis seperti Gunawan Tri Atmodjo, Karisma Fahmi, Eko Triono bercerita tentang proses kreatif masing-masing. Diskusi yang membahas empat buku baru Penerbit Basabasidan Diva Press, Tuhan Tidak Makan Ikan (Gunawan Tri Atmodjo), Pemanggil Hujan dan Pembaca Kematian (Karisma Fahmi), Agama Apa yang pantas untuk pohon-pohon (Eko Triono), Malam Penghabisan Bagi Siluman (Gunawan Tri Atmodjo) dihadiri pula oleh Kian Santang, Joni Ariadinata, Triyanto Triwikromo, serta beberapa penulis asal solo, diskusi berjalan dengan gayeng dan lancar.
.
Gunawan (GTA) bahkan tak segan membagi humor-humor satirenya seperti yang tertulis di dalam buku-bukunya. Selain itu Eko Triono juga membeberkan proses kreatif naskahnya, tak lupa suguhan menarik Karisma Fahmi bercerita tentang menanamkan minat baca kepada murid-muridnya.
.
Basabasi sendiri telah mempersiapkan naskah-naskah para penulis Indonesia yang akan segera terbit bulan ini dan bulan-bulan selanjutnya, seperti naskah Benny Arnas, Ken Hanggara, Risda Nur Widia, Yuditeha, Seto Permada, Bernard Batubara, dan masih banyak lainnya. Basabasi memberi warna baru sekaligus wadah bagi para penulis. Tentunya dengan seleksi ketat dan menjaga kualitas karya. Penerbit ini memberikan peluang baru penulis sastra dengan membuka kesempatan pengiriman naskah baik Kumpulan cerpen maupun kumpulan puisi bagi penulis Indonesia. Tertarik untuk mencoba? Selamat menjajal sastra di jalur basabasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel: Belahan Jiwa, Saat Dia Selalu Bersamamu, Cinta itu Telah Hadir

Jangan dibuka trailer di atas kalau gak mau kayak aku, langsung lari ke Indomaret buat ngambil novel Belahan Jiwa karya Nuniek KR ini :). Sumpah dendam banget sama yang buat trailer, maksudnya apa coba, bikin trailer yang bisa bikin nangis dari detik pertamanya di play (Pas iklannya, Plak). Tapi beneran aku sempat menitikkan air mata waktu liat trailer ini. Ciyus. Buat Bang Roll, hebat banget bisa bikin trailer keren kayak gini. Kamu utang 1 tetes air mataku, Bang. Hiks T_T

Nila Asam Manis Pedas Ala Warung Mbak Diah Pedan

Menikmati weekend dengan makan di tempat yang rindang, sejuk dengan panorama khas pedesaan memang jadi dambaan semua orang. Seperti yang saya lakukan dengan teman-teman saya beberapa waktu yang lalu. Mencari makanan enak di kota kami, Klaten memang tidak cukup sulit. Hanya saja kadang untuk mencari lokasinya sedikit sulit, tapi untungnya sekarang ada aplikasi Opensnap jadi gak perlu repot buat cari lokasi tempat makan favorit. Hm ... Mandanginnya ampe segitunya :)

10 Menu Makanan yang Wajib Banget Kamu Cicipin Kalau Berkunjung Ke Coconuts Resto

Solo emang surganya kuliner, gak jarang kalau pas ke solo pasti aku menyempatkan waktu untuk sekadar jalan-jalan atau sekadar mencicipi wisata kuliner di kota yang memiliki julukan Spirit Of  Java.  Beberapa minggu yang lalu aku sempat ke Solo untuk mengunjungi kakakku. Selagi di Solo, maka gak afdhol kalau gak jalan-jalan atau wisata kulineran. Aku pun mengajak seorang teman untuk jalan bareng, kebetulan dia orang solo dan tahu solo banget.  Namanya Mbak Ana. Aku pun janjian dengan Mbak Ana untuk wisata kulineran bareng. Kami janjian di Hartono Mall Solo baru, karena tempat itu yang paling dekat dengan rumah kakakku. Aku pun segera bersiap dan berangkat ke Hartono Mall. Enggak butuh waktu lama. 10 menit aja nyampe, setelah parkir mobil aku pun menunggu di area VIP parking agar mbak Ana lebih mudah menemukanku.