Langsung ke konten utama

Dilema Penulis Indie: DIpandang Sebelah Mata, Tapi Terus Berkarya

Apa yang salah dengan penulis indie? Gak ada yang salah, namun terkadang sebagian orang memandang rendah beberapa penulis indie. Skip dulu, sebenarnya siapa sih yang disebut penulis indie itu?
Dua karya saya di penerbit Indie :)


Menurut saya penulis indie adalah:
1. Penulis yang karyanya terbit melalui event-event yang diadakan penerbit Indie.
2. Penulis yang menerbitkan karyanya sendiri.

Gak dosa kok jadi penulis indie. Ada banyak hal untuk berkarya, apa salahnya menerbitkan karya dengan biaya kita sendiri?

Sedangkan memang kalau di penerbit Mayor kita mesti menunggu berbulan-bulan untuk sebuah karya yang diterima. Ya ... kalau diterima, kalau ditolak ya mesti cari penerbit lain. Bahkan untuk satu karya yang lolos di mayor dan terbit di toko buku itu butuh waktu tahunan. Ini  yang tidak banyak orang ketahui tentang sebuah buku yang nangkring di toko buku.
Wajah-wajah serius ngedit :)


Penulis indie memang tak mendapatkan royalti sebesar penulis mayor. Tapi ada juga beberapa penerbit indie yang memberikan royalti sesuai dengan MOU yang tertulis dan mereka sepakati.

Semua orang punya pilihan buat berkarya. Bahkan banyak penulis mayor yang sebelumnya adalah seorang penulis indie. Semua itu bertahap, gak ada yang instan. Menerbitkan karya kita sendiri juga sah-sah saja, bukankah penghargaan terbesar bagi seorang penulis adalah karyanya dibaca oleh orang lain?

Teruslah berkarya dan memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, entah kamu penulis indie maupun penulis mayor. Hargailah sebuah karya, karena sesungguhnya membuat karya itu gak mudah. Di dalamnya ada mata yang rela bergadang, ada mata yang rela terkantuk-kantuk demi sebuah edita, ada editor yang rela gak piknik demi menyelesaikan editan orang lain, eh lah abaikan.

 Meskipun di pandang sebelah mata, banyak karya penulis indie yang bagus kok. Terbit di mayor atau indie gak mempengaruhi kualitas tulisan sang penulis. Yang memengaruhi adalah kemampuan penulis itu sendiri, kemauan belajar dan memperbaiki tulisan.

Banyak cerpen dan puisi saya yang terbit di indie. Saya tak peduli apa kata orang, bagi saya hanya butuh niat yang tulus untuk berbagi cerita. Sementara royalti, uang, hadiah itu semuanya bonus. Apa yang kamu niatkan akan menjadi apa yang kamu kejar nantinya. So ... jangan dengarkan apa kata orang jika itu hanya membuatmu berubah pikiran untuk maju. Kadang yang suka nyinyir itu sebenarnya ngiri. Iya ngiri sama kamu. :)
 
Keep fighting buat teman-teman penulis, ayo berkarya untuk bangsa yang lebih baik :) Se-ma-ngat!


Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan komentar, follow twitter @queenlionade facebook: Endang Indri Astuti, join site my blog ya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel: Belahan Jiwa, Saat Dia Selalu Bersamamu, Cinta itu Telah Hadir

Jangan dibuka trailer di atas kalau gak mau kayak aku, langsung lari ke Indomaret buat ngambil novel Belahan Jiwa karya Nuniek KR ini :). Sumpah dendam banget sama yang buat trailer, maksudnya apa coba, bikin trailer yang bisa bikin nangis dari detik pertamanya di play (Pas iklannya, Plak). Tapi beneran aku sempat menitikkan air mata waktu liat trailer ini. Ciyus. Buat Bang Roll, hebat banget bisa bikin trailer keren kayak gini. Kamu utang 1 tetes air mataku, Bang. Hiks T_T

Nila Asam Manis Pedas Ala Warung Mbak Diah Pedan

Menikmati weekend dengan makan di tempat yang rindang, sejuk dengan panorama khas pedesaan memang jadi dambaan semua orang. Seperti yang saya lakukan dengan teman-teman saya beberapa waktu yang lalu. Mencari makanan enak di kota kami, Klaten memang tidak cukup sulit. Hanya saja kadang untuk mencari lokasinya sedikit sulit, tapi untungnya sekarang ada aplikasi Opensnap jadi gak perlu repot buat cari lokasi tempat makan favorit. Hm ... Mandanginnya ampe segitunya :)

10 Menu Makanan yang Wajib Banget Kamu Cicipin Kalau Berkunjung Ke Coconuts Resto

Solo emang surganya kuliner, gak jarang kalau pas ke solo pasti aku menyempatkan waktu untuk sekadar jalan-jalan atau sekadar mencicipi wisata kuliner di kota yang memiliki julukan Spirit Of  Java.  Beberapa minggu yang lalu aku sempat ke Solo untuk mengunjungi kakakku. Selagi di Solo, maka gak afdhol kalau gak jalan-jalan atau wisata kulineran. Aku pun mengajak seorang teman untuk jalan bareng, kebetulan dia orang solo dan tahu solo banget.  Namanya Mbak Ana. Aku pun janjian dengan Mbak Ana untuk wisata kulineran bareng. Kami janjian di Hartono Mall Solo baru, karena tempat itu yang paling dekat dengan rumah kakakku. Aku pun segera bersiap dan berangkat ke Hartono Mall. Enggak butuh waktu lama. 10 menit aja nyampe, setelah parkir mobil aku pun menunggu di area VIP parking agar mbak Ana lebih mudah menemukanku.