Langsung ke konten utama

Survei Kelas Inspirasi, Cerita 21 KM dari Malang

Sabtu, 14 November kemarin mungkin akan jadi satu hari berharga dalam hidup saya. Tak akan pernah saya lupakan. Pagi yang sama, masih berada di bawah bumi yang sama, dunia yang tak berbeda. Namun saya menemukan satu pelajaran besar, pelajaran yang berharga.
Jalanan menuju lokasi

Pagi yang dingin, dimulai dengan mencari angkot menyibak dinginnya kota Kepanjen. Diiringi engan shocking moment dengan adanya penjambretan di depan rumah. Ah, kenapa sih begitu banyak kejahatan sekarang ini? Berbekal satu alamat, saya menyibak kota Malang. Setelah berputar-putar dengan angkot 3 kali, saya pun tiba di daerah Rampal, tepatnya di daerah Manunggaling. Rumah teduh bercat hitam itu pemiliknya menyambut saya ramah. Dialah Bu Suci, teman baru di rombel 63 kelas inspirasi Malang. Hari ini adalah jadwal survei lokasi kelas inspirasi yang bakal digelar Sabtu depan, tak sabar rasanya menyambut hari inspirasi datang.

Sedikit sharing dengan Bu Suci tentang berbagai hal, kebetulan kita satu tujuan yang sama. Keinginan yang sama untuk berbagi. Berbagi sedikit ilmu yang kita miliki kepada masyarakat. Bahagia rasanya mendengar kita saling membicarakan mimpi yang sama. Sekitar jam 9 kami berangkat ke lokasi, SD Negeri Ngenep 4, Karang Ploso.  21 km terletak jauh dari kota Malang. Saya berangkat bareng Bu Suci, Bu Nenen, dan bertemu di jalan untuk berangkat bersama dengan Mbak Yuli, Fasilisatot kami, Mas Joe (Relawan Fotografer), Mbak Dian ( relawan pengajar). Sayangnya beberapa teman kami seperti Mas Hanif, Mas Akbar, Bu Erli, Mbak Meta tidak bisa ikut, Nyesel deh gak dapat pemandangan yang bagus, heheehe. Sementara mas Endra bakal menyusul naik kendaraan. Keluarga baru yang kami temukan di kelas inspirasi.
Penuh dengan hutan dan makadam :)

Pemandangan di sepanjang perjalanan begitu mengagumkan, sawah yang luas dengan indahnya pepohonan dan makadan (hutan) pinus di sepanjang jalan. Mungkin jika ini piknik saya tak akan segan-segan untuk narsis, tapi ini survei ke lokasi, jadi saya entah kenapa sedikit kehilangan gairah untuk narsis. Mobil bu Suci, sepeda motor Mbak Yuli, Mas Jo dan mbak Dian memasuki sebuah pelataran sekolah di tengah pedesaan dan hutan pinus. Tak jauh dari Gunung Arjuno, daerah ini subur, ada juga pabrik peternakan ayam. Namun tidak banyak masyarakat desa situ yang bekerja di pabrik. kebanyakan dari mereka memilih bertani.

Begitu kami turun kami disambut ramah oleh Bapak Kepala Sekolah. Mereka menceritakan kepada kami tentang SD Ngenep 4  sekaligus SMP ini. Di sini ada 1 SMP yang terletak di belakang gedung SD, hanya ada 3 kelas, masing-masing 2 kelas untuk tiap tingkatan. Hanya ada 8 guru yang mengajar hampir 9 kelas. Kami pun diberi kesempatan untuk berkeliling. Kebetulan sedang jam istirahat, para adik-adik sedang bermain riang gembira di halaman. Ah, pemandangan yang telah lama saya rindukan. Mereka tak peduli panas yang menyengat, terus bermain dan tak peduli debu yang terkadang menyapa mereka. Jalanan menuju sekolah ini tak mudah, kamu mesti melewati hutan dengan jalanan, hm ... jauh dari kata nyaman. Terkadang bebatuan kecil dan kerikil di sepanjang jalan tengah makadam. Kebayang gak para guru dan siswa yang harus menempuh perjalanan ini? Namun satu yang saya salut, semangat mereka luar biasa.

Kami pun berkeliling menyusuri sekolah, satu hal yang pasti sambutan mereka luar biasa. Anak-anak polos dengan senyum tulus kepada kami. Bahkan saat Mas Johan melintas dan membidikkan kameranya, ada seorang siswa yang nyeletuk. "Mas-mas fotoin kita dong," dengan ekspresi  yang lucu, kontan saya tertawa. Mereka menggemaskan. Bahkan saat momen foto bersama, rasanya seru mereka saling berebut kamer. Tuhan, betapa kebahagiaan kecil seperti ini sangat berharga untuk mereka.
Jalanan penuh bebatuan mendominasi

Satu per satu ruangan kelas kami masuki. Dari luar sekolah ini sudah berdinding dan berlantai keramik, namun ketika langkah saya masuk ke dalam. Rasanya saya ingin menangis, ruangan yang tak begitu luas, namun sebenarnya nyaman. Papan tulis hitam dengan kapur, saya jadi ingat waktu saya SD di tahun 1997 an, mirip banget keadaannya. Mata saya terpaku pada beberapa kursi yang sebetulnya sudah harus diperbaiki. Ya, Tuhan ... inikah potret pendidikan negeri ini. Kadang sekolah yang jauh dari perkotaan apakah harus mendapat ketidakadilan pendidikan?

Kami sempat bertanya tentang perpustakaan, dan hasilnya membuat kami terkejut. Ruangan di pojok kelas 3 dengan tumpukan buku di rak-rak berdebu. Ruangannya sempit, tidak ada karpet, ataupun kursi berjajar untuk tempat membaca. Padahal saat membaca kita butuh ruangan yang nyaman. Ruangan yang nyaman pula tentu akan menjadi pemicu minat baca kita.

Banyak anak di sini yang terkadang tidak mau melanjutkan sekolah. Bahkan ada yang lulus SD mereka langsung menikah. Pendidikan menajdi tanggung jawab guru mereka, para orang tua sepenuhnya pasrah dan menyerahkan anak mereka. Hal ini seharusnya tak terjadi, mengingat anak adalah tanggung jawab orang tua. Para guru pun juga harus aktif, jika ada anak yang gak masuk, mereka harus aktif betanya ke rumah sang anak, sebab terkadang jika dibiarkan selam 3 hari tak masuk mereka lama-lama tak mau sekolah. Miris.

Para guru dan kepala di sekolah ini welcome kepada kami. Bahkan kami sempat diajak makan siang bersama dengan mereka. Sekolah ini seharusnya lebih mendapat perhatian pemerintah. Dari sarana dan prasarana banyak yang sudah rusak, bahkan ada satu almari di pojok ruangan yang sempat saya masuki rusak. Jadi terpaksa beberapa dokumen di taruh di luar. Untuk ruang praktek SMP saja tidak terlalu luas.

Menyempatkan diri bercanda dengan mereka memberikan saya banyak pelajaran, bahkan saya sempat ikut bermain monopoli dengan siswa di sana. Dan ikut bertanya tentang cita-cita apa mereka nanti, jawabannya beragam.

Saya dan rombongan 63 kelas Inspirasi Malang langsung berkumpul dan membahas konsep acara kelas inspirasi Minggu depan serta memilih ketua rombel. Diskusi ringan dan penuh kehangatan mengalir, hingg akhirnya konsep yang sesuai kita temukan. Rasanya deg-degan, semoga kita semua nanti bisa memberikan yang terbaik untuk mereka Sabtu nanti, sedikit motivasia agar mereka kembali meraih mimpi dan menggapai cita-cita. Mohon doanya ya teman-teman. ^_^. Pelajaran hari ini adalah bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki, jauh dari pandanganmu bahkan ada yang tidak seberuntung dirimu namun tetap semangat menjalani hidup.

Terima kasih telah membaca, semoga memberi inspirasi. Jangan lupa tinggalkan komentar, follow my twitter @queenlionade, facebook: Endang Indri Astuti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel: Belahan Jiwa, Saat Dia Selalu Bersamamu, Cinta itu Telah Hadir

Jangan dibuka trailer di atas kalau gak mau kayak aku, langsung lari ke Indomaret buat ngambil novel Belahan Jiwa karya Nuniek KR ini :). Sumpah dendam banget sama yang buat trailer, maksudnya apa coba, bikin trailer yang bisa bikin nangis dari detik pertamanya di play (Pas iklannya, Plak). Tapi beneran aku sempat menitikkan air mata waktu liat trailer ini. Ciyus. Buat Bang Roll, hebat banget bisa bikin trailer keren kayak gini. Kamu utang 1 tetes air mataku, Bang. Hiks T_T

Nila Asam Manis Pedas Ala Warung Mbak Diah Pedan

Menikmati weekend dengan makan di tempat yang rindang, sejuk dengan panorama khas pedesaan memang jadi dambaan semua orang. Seperti yang saya lakukan dengan teman-teman saya beberapa waktu yang lalu. Mencari makanan enak di kota kami, Klaten memang tidak cukup sulit. Hanya saja kadang untuk mencari lokasinya sedikit sulit, tapi untungnya sekarang ada aplikasi Opensnap jadi gak perlu repot buat cari lokasi tempat makan favorit. Hm ... Mandanginnya ampe segitunya :)

10 Menu Makanan yang Wajib Banget Kamu Cicipin Kalau Berkunjung Ke Coconuts Resto

Solo emang surganya kuliner, gak jarang kalau pas ke solo pasti aku menyempatkan waktu untuk sekadar jalan-jalan atau sekadar mencicipi wisata kuliner di kota yang memiliki julukan Spirit Of  Java.  Beberapa minggu yang lalu aku sempat ke Solo untuk mengunjungi kakakku. Selagi di Solo, maka gak afdhol kalau gak jalan-jalan atau wisata kulineran. Aku pun mengajak seorang teman untuk jalan bareng, kebetulan dia orang solo dan tahu solo banget.  Namanya Mbak Ana. Aku pun janjian dengan Mbak Ana untuk wisata kulineran bareng. Kami janjian di Hartono Mall Solo baru, karena tempat itu yang paling dekat dengan rumah kakakku. Aku pun segera bersiap dan berangkat ke Hartono Mall. Enggak butuh waktu lama. 10 menit aja nyampe, setelah parkir mobil aku pun menunggu di area VIP parking agar mbak Ana lebih mudah menemukanku.