Langsung ke konten utama

Rahasia Menulis Ken Hanggara (Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu 13 Desember 2015



Kembali, cerpen terbaru milik Ken Hanggara yang berjudul Bidadari Tersesat dimuat di salah satu media lokal beberapa hari yang lalu. Bukan hanya itu, hampir setiap bulan, bahkan minggu, ada saja karya Ken Hanggara yang dimuat di koran lokal maupun nasional. Hal itu jelas membuat para penulis iri, terutama penulis pemula seperti saya sekaligus kagum dengan karya-karya yang berhasil Ken Hanggara torehkan. Pasalnya, tak mudah untuk menembus satu karya saja terbit di media, apalagi bisa setiap seminggu sekali karya kita dimuat di sana, cukup sulit. Namun tampaknya berbeda dengan Ken Hanggara, jauh di benak saya selalu bertanya-tanya, apa yang menjadi rahasia menulis dari lelaki yang satu ini?
Pada akhirnya pertanyaan saya terjawab lewat kelas online di salah satu grup Antologi es Campur, Ken menjadi pengisi acara di sana. Dan akhirnya saya mendapati satu rahasia Ken dalam menembus media, baik lokal maupun nasional.
Penampakan di Radar Mojokerto :)

Ken Hanggara atau yang akrab disapa Ken, lahir di Sidoarjo, 21 Juni 1991. Beberapa cerpen, puisi, esai, dan novel yang terbit di puluhan antologi, berbagai media lokal dan nasional. Sebut saja cerpen-cerpennya seperti Bidadari tersesat, Neraka di Kota Kami, Dosa-Dosa di Kotak Kado dan Istri yang Membenci Suami, Bukan Klise, Pezikir Jembatan, Demonomania, Seekor Anjing di Tengah Kota dan Wanita yang Tidak Punya Siapa-Siapa, Peri-Peri Hutan, dan masih banyak lainnya pernah menghiasi koran lokal maupun nasional. Yakni, Republika, Padang Ekspress, Suara Karya, Solopos, Radar Mojokerto, Radar Bromo, Radar Banyuwangi, Minggu Pagi,  Koran Merapi, Basa Basi.co, Taman Fiksi.com, dan beberapa media cetak maupun online lainnya.

Sepanjang tahun 2012-2014 dia pernah masuk nominasi dan menjuarai lomba cerpen, puisi, dan resensi tingkat nasional. Bahkan di tahun 2014, dia menjadi juara kedua wakil Indonesia dalam ajang ASEAN Young Writers Award 2014 lewat cerpen Robot-Robotan di Rahim Ibu. Dia juga sukses meraih 4 besar Siwa Nataraja Award 1 lewat manuskrip cerpen dengan judul Di Angkot Mas Gondo. Kini dia dipercaya sebagai UNSA Ambasador 2015  yang sukses dengan buku solonya Dermaga Batu (Kumpulan Puisi), Minus Menangis (Kumpulan Cerpen), Jalan Setapak Aisyah (Kumpulan Cerpen), Menulis Cerpen itu Gampang (Nonfiksi) dan sebuah novel miliknya yang sedang menanti terbit di sebuah penerbit mayor.
Awalnya, menulis bagi Ken bukan suatu hal yang mudah, terlebih dulu Ken belum punya laptop. Jadi harus bolak-balik ke warnet untuk mengetik dan mengirimkan karyanya. Tapi hal tersebut tak membuat Ken putus asa, sebab dalam meraih suatu impian jalan memang tak selalu mulus. Arek Surabaya asli ini juga menuturkan, “Awal saya menulis tidak sengaja, coba-coba saja mengikuti lomba. Alhamdulillah menang, dan ketagihan sampai sekarang,” tutur lelaki pemilik blog kenhanggara.blogspot.com ini.
 Karyanya sering dimuat di media, bukan berarti Ken tidak pernah mengalami penolakan. Dia bahkan mengungkapkan sering dan berkali-kali ditolak media.Namun satu jurus jitu yang Ken punya adalah dengan merevisi kembali apa yang ditulisnya, merombak, dan memperbaikinya.
 
Mas-mas ganteng, eh :b. Ini yang namanya mas Ken Hanggara
 Satu mantra ajaib yang pernah saya tanyakan pada Ken Hanggara tentang trik menembus media adalah satu kalimat “Kirim, Lupakan”. Kalimat ini berarti rajin-rajin mengirim karya ke media, tapi tidak mengingat-ingatnya terus, jadi kita bisa fokus pada karya kita selanjutnya. Selain itu konsisten juga perlu diterapkan oleh setiap penulis. Paling tidak seminggu sekali menirimkan tulisan kita ke media, tutur pemilik twitter @Kenzohang tersebut.

Ken mengaku jarang menggunakan outline saat menulis, mungkin karena Ken terbiasa menulis dengan konsisten. Setiap hari dia menerapkan prinsip paling tidak satu cerpen yang dituliskannya, selain untuk menjaga konsistensinya, hal ini juga dimaksud untuk membiasakan dirinya menulis setiap harinya.
Kadang seseorang penulis pemula takut untuk memulai tulisannya. Takut nanti tulisannya jeleklah, endingnya gak sesuai dan sebagainya. Ken mempunyai tips tersendiri untuk menghadapinya, “Ketakutan seperti itu pasti ada, tapi sebisa mungkin saya halau. Karena bisa mengganggu, bisa jadi tulisan kita malah benar-benar jelek,” gumam lelaki yang juga pecinta alam tersebut.

Mengingat kembali tujuan awal menulis dan terus melangkah adalah alarm pengingat Ken untuk terus berkarya dan menulis.

Menulis adalah satu proses kreatif di mana terkadang, penolakan, rintangan menjadi hal yang menghiasi cerita di dalamnya. Namun kembali lagi pada tujuan awal kita menulis, jika kita tidak memulai maka kita tidak akan pernah menjadi penulis. Berhenti mengeluh dan mulailah menulis serta selesaikan tulisanmu, sebab kamu tak tahu dunia bisa membaca pikiranmu lewat apa yang kamu tuliskan. Bisa jadi kamu adalah Ken Hanggara versi lain selanjutnya. Ayo menulis! Salam pena.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel: Belahan Jiwa, Saat Dia Selalu Bersamamu, Cinta itu Telah Hadir

Jangan dibuka trailer di atas kalau gak mau kayak aku, langsung lari ke Indomaret buat ngambil novel Belahan Jiwa karya Nuniek KR ini :). Sumpah dendam banget sama yang buat trailer, maksudnya apa coba, bikin trailer yang bisa bikin nangis dari detik pertamanya di play (Pas iklannya, Plak). Tapi beneran aku sempat menitikkan air mata waktu liat trailer ini. Ciyus. Buat Bang Roll, hebat banget bisa bikin trailer keren kayak gini. Kamu utang 1 tetes air mataku, Bang. Hiks T_T

Nila Asam Manis Pedas Ala Warung Mbak Diah Pedan

Menikmati weekend dengan makan di tempat yang rindang, sejuk dengan panorama khas pedesaan memang jadi dambaan semua orang. Seperti yang saya lakukan dengan teman-teman saya beberapa waktu yang lalu. Mencari makanan enak di kota kami, Klaten memang tidak cukup sulit. Hanya saja kadang untuk mencari lokasinya sedikit sulit, tapi untungnya sekarang ada aplikasi Opensnap jadi gak perlu repot buat cari lokasi tempat makan favorit. Hm ... Mandanginnya ampe segitunya :)

10 Menu Makanan yang Wajib Banget Kamu Cicipin Kalau Berkunjung Ke Coconuts Resto

Solo emang surganya kuliner, gak jarang kalau pas ke solo pasti aku menyempatkan waktu untuk sekadar jalan-jalan atau sekadar mencicipi wisata kuliner di kota yang memiliki julukan Spirit Of  Java.  Beberapa minggu yang lalu aku sempat ke Solo untuk mengunjungi kakakku. Selagi di Solo, maka gak afdhol kalau gak jalan-jalan atau wisata kulineran. Aku pun mengajak seorang teman untuk jalan bareng, kebetulan dia orang solo dan tahu solo banget.  Namanya Mbak Ana. Aku pun janjian dengan Mbak Ana untuk wisata kulineran bareng. Kami janjian di Hartono Mall Solo baru, karena tempat itu yang paling dekat dengan rumah kakakku. Aku pun segera bersiap dan berangkat ke Hartono Mall. Enggak butuh waktu lama. 10 menit aja nyampe, setelah parkir mobil aku pun menunggu di area VIP parking agar mbak Ana lebih mudah menemukanku.