Menikah. Mungkin adalah impian banyak orang,
bersanding dengan orang yang disayang lalu hidup bahagia selamanya, siapa sih
yang gak mau? Namun pada kenyataannya sebuah pernikahan tak selalu seindah itu.
Ada konflik, drama, dan segala masalah yang harus di hadapi. Konflik-konflik
inilah yang terkadang membuat seseorang takut untuk menjalani sebuah
pernikahan, apalagi jika membayangkan seabreg permasalahan yang menuntut untuk
diselesaikan.
Konflik-konflik tentang pernikahan inilah yang
dihadapi oleh tiga tokoh dalam novel Cinderella Syndrome. Uniknya novel ini
seperti menggabungkan 3 novel dalam satu buku. Kisah Annisa, Erika, Violet yang
ditulis oleh Leyla Hana ini, mampu membuat pembaca terseret dalam alur
ceritanya.
Erika, harus dihadapkan dengan konflik tentang
pernikahan ketika syarat dari Tantenya yang juga atasannya di perusahaan. Dia
baru bisa resign dari kantor, jika mempunyai pendamping hidup. Alasan Erika
ingin resign bukan karena dia tidak betah, namun karena perlakuan sang sepupu,
Kiara yang semena-mena. Semenjak kehadiran Kiara di kantor, hidup Erika bak di
neraka. Kiara selalu menganggap Erika sebagai saingan. Karena itu Erika ingin
sekali pergi jauh dari Kiara, hidup dengan tenang dan damai. Di Kantor yang
mulai menyebalkan karena kehadiran Kiara, Erika menjadi dekat dengan Lukman.
Sebelumnya Erika tak pernah dekat dengan laki-laki manapun. Dia selalu menutup
diri dari makhluk yang bernama Lelaki karena sebuah trauma akan kehidupan
pernikahan seperti yang terjadi pada kehidupan sang ibu. Mungkin jalan
satu-satunya untuk Erika keluar dari perusahaan adalah menikah dengan Lukman,
namun apakah mereka akan bahagia?
Menjadi seorang guru honorer yang gajinya tak
seberapa, sering digosipin sama tetangga karena belum menikah adalah konflik
yang dihadapi Annisa. Menjadi jomblo di usia yang matang adalah sebuah masalah
besar, belum lagi ketika dia harus dihadapkan untuk jatuh cinta dengan
Zulfikar, papa seorang murid di TKnya. Annisa tahu, mungkin jika ia menikah
dengan Zulfikar segala konflik yang dihadapinya akan berakhir, tapi apakah
Zulfikar benar belahan jiwanya? Atau obsesi untuk menyelesaikan konflik
hidupnya?
Lain dengan Violet, seorang penulis yang sering
nyasar ketika pergi ke mana-mana. Violet orangnya kurang mandiri, gimana mau
mandiri, dia pergi sendirian saja kesasar. Violet butuh seorang teman untuk
berpergian keluar rumah, namun tidak semua orang di rumahnya siap
mendampinginya ke mana-mana. Terlebih karena Viole anak tunggal. Teman-temannya
pun juga tak bisa setiap saat menemaninya ke mana-mana. Maka ketika seorang
teman Violet memberikan dia ide untuk menikah, dia benar-benar memikirkannya
matang-matang. Tiba-tiba dia ingin menikah. Mungkin untuk mendapatkan teman seperjalanannya,
atau karena dia mulai terkena virus merah jambu pada editornya Arfan?
Pada akhirnya, ketika suatu pernikahan menjadi
penting, semua wanita juga akan memikirkannya. Namun menikah dengan seseorang
bukanlah sesuatu yang mudah, perlu persiapan panjang, kemantapan batin, dan
bukan hanya sebagai status semata.
Komentar