Ini adalah tulisan saya yang dimuat di Harian Surya, 12 Desember 2016. Berikut ini adalah versi yang belum diedit, sementara yang telah diedit bisa di cek di di sini
Ada dua judul tulisan ini, yang dimuat di Surya Online adalah Di Museum Kolong Tangga, Pengunjung dipaksa kembali ke masa kecil dan di Harian Surya, Dunia Asyik Mueum Kolong Tangga :). Selamat membaca:
Untuk
pertama kalinya, saya dan teman-teman dari berbagai grup kepenulisan bertemu
pada Minggu pagi di sudut nol kilometer, Jogjakarta. Rencananya hari ini kami
akan mengikuti kopdar Komunitas Bisa Menulis. Sembari menunggu teman-teman yang
belum hadir, saya, Bang Redy, Bang Ragiel, Wahyu, Hafidah, Annisa, Nunuk dan
Inov menyempatkan diri mengunjungi Museum Kolong Tangga yang letaknya persis di
samping Taman Pintar. Seperti bernostalgia kembali menikmati permainan masa
kecil, itulah yang pertama kali saya rasakan ketika masuk ke Museum Kolong
Tangga.
Disebut
Museum Kolong Tangga, karena letak museum ini tepat berara di bawah tangga
gedung Taman Budaya Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. Sriwedari No. 1
Yogyakarta. Meum ini adalah museum anak dan permainan yang pertama di Indonesia,
sekaligus sebagai museum pendidikan dan Mainan. Tidak hanya permainan anak saja,
tettapi juga segala hal yang berhubungan dengan anak-anak berada di museum ini.
Kita dapat melihat perkembangan permainan anak baik di Indonesia maupun di
dunia. Sedikitnya terdapat 15.000 sampai 17.000 koleksi yang ditampilkan secara
berkala di museum ini. Seperti boneka, botol susu zaman dulu, boneka
pertunjukan, klomban-klamben,
angklung, egrang dan masih banyak lagi. Berkunjung ke Museum Kolong Tangga,
selain menambah wawasan juga membuat kita mengenal berbagai macam permainan dan
dunia anak baik di Indonesia maupun dunia. Tiket masuk museum pun bisa dibilang
sangat murah, hanya 4.000 rupiah saja. Museum ini berdiri sejak tahun 2008, dan
selalu memiliki pembaharuan setiap tahunnya untuk memberikan kesegaran
pengetahuan bagi pengunjungnya. Museum ini buka setiap hari Selasa-Minggu jam 9
sampai jam 4 sore.
Tidak
hanya sekadar melihat-lihat, para pengunjung bisa juga membeli aneka mainan
anak seperti Kipas Kertas, Malam Warna-Warni, Kartu Mainan Anak dan lain-lain
di arean depan museum dengan harga yang terjangkau. Sebagai generasi muda,
sudah seharusnya kita melestarikan budaya di negeri ini. Mengunjungi museum
adalah salah satu cara untuk mengenal dan menanamkan budaya cinta akan sejarah
negeri ini. Jadi mari kita ubah konsep pemikiran tentang jalan-jalan ke museum
itu membosankan. Jadi, Ayo ke museum!
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan komentar, follow my blog, join site. Lebih dekat dengan saya lesat Facebook: Endang Indri Astuti
Komentar