“May be one day
you’ll understand why, everything you touch surely dies” (Passenger_Let Her
Go)
Bagaimana jika hidup saya di bumi ini hanya tinggal
beberapa hari. Apa yang harus saya lakukan? Haruskah saya pindah ke planet lain
agar bisa bertahan hidup? Atau malah memilih momen kematian romantis dan tak
terlupakan, seperti mati saat sedang salat, mati dipelukan ibu sambil
dielus-elus kepalanya. Atau mati di pelukan kamu? Iya kamu? Bukan kamu! Kamu
itu itu loh calon imamku yang mungkin saja saat aku mati kamu sudah jadi
imamku. Ataukah saya harus mati seperti Tom Cruise di film Oblivion yang rela
mati demi menyelamatkan bumi?
Mendadak pertanyaan-pertanyaan tersebut mengelilingi
kepala saya. Bingung kalau sudah ditanya apa yang saya lakukan jika hidup saya
tinggal 8 hari di bumi ini. Andaikan saya pingin ke Macau, lalu tiket darimana?
Apa mungkin membuat paspor dalam waktu delapan hari. Heeuheu. Saya sebenarnya
enggak mau ditawari mati, bahkan mengandai-andai bagaimana jika saya mati saja
sungguh mengerikan dan menyedihkan.
Kebayang bagaimana orang-orang yang menyayangi saya
memandangi saya, membuka selimut yang menutupi jasad saya, bahkan ada yang tak
mau mengucapkan kata pisah karena takut jika baying-bayang saya menghantuinya.
Tapi ada hal-hal yang ingin saya lakukan jika hidup saya hanya tinggal 8 hari
di bumi ini. Maka saya akan membuat Planning 8 hari yang akan saya lalui.
Day 1
Saya akan menulis surat untuk orang-orang yang
membenci saya. Dan meminta maaf kepada mereka karena telah menyita hari-harinya
karena telah membenci saya. Mungkin saya akan menulis surat seperti ini.
Dear my haters
Maafkan aku bila tanpa sengaja
melukai hati kalian. Sehingga tanpa sadar benih-benih kebencian itu muncul di
hati kalian. Aku enggak tahu apa yang membuat kalian membenciku? Apa karena
saya enggak cantik, kurang popular, hiks … hiks …
Skip … rasanya saya tak sanggup melanjutkan
itu lagi.
Day 2
Bertemu dengan
yang namanya Ken Hanggara dan Seto Permada. Lalu apa yang akan saya lakukan
jika bertemu dengan dua lelaki ini. Tidak, saya tidak akan meminta kedua lelaki
ini menikahi saya. Heuheu. Saya ingin memeriksa isi kepalanya, menurut kabar
Mas Ken ini punya pabrik cerpen di kepalanya, mungkin saya bisa melamar di sana
dan enggak jadi freelancer lagi. Eh. Lalu kalau sama Seto, saya ingin
mengunjungi Bruno, bersamanya menikmati rindangnya alam dan pepohonan. Tidur di
bawah pohon besar yang memayungi dari terik matahari. Kok berasa ada manis-manisnya
gitu ya?
Day 3
Menjual
barang-barang berharga untuk membayar hutang. Iya, gini-gini saya punya utang.
Dan belum kebayar. Enggak enak kalau enggak dibayar. Entar pas saya mau masuk
surga enggak jadi masuk lagi gegara punya utang. Hiks.
Day 4
Foto
keluarga. Iya, saya enggak punya foto keluarga yang bareng-bareng. Karena
memang belum nemu waktu yang tepat untuk mengabadikan momen sama-sama. Jika
sudah kumpul kita biasanya lupa untuk mengabadikan momen. Oleh karena itu saya
pingin di hari keempat foto bareng keluarga. Bareng Bapak, Bunda, kakak dan
keponakan-keponakanku tercinta.
Day 5
Saya pengen ke rumah sakit. Menandatangani
surat donor organ. Setidaknya jika saya mati, saya masih bisa hidup di tubuh
orang lain. Syukur-syukur di tubuh mas ganteng. Euh. Saya ingin berguna untuk
orang lain. Oleh karena itu saya ingin menyumbangkan organ saya untuk
orang-orang yang membutuhkan. Tentunya diam-diam dan enggak perlu pakai upload
foto atau nyetatus di media. Saya ingin niat mulia saya tidak untuk cari muka.
Tapi lebih karena saya ingin berguna untuk orang lain.
Day 6
Saya ingin ke panti asuhan. Berbagi
kebahagiaan, merasakan apa yang mereka rasakan. Termasuk tidur di panti asuhan,
makan, dan menjalani aktivitas sehari bersama mereka. Mungkin dengan seperti
itu, saya bisa merasakan lebih bersyukur dengan hidup yang pernah Tuhan
berikan. Hidup terlalu singkat untuk bersedih dan tidak bersyukur. Sebab
siapapun juga pasti mati pada akhirnya, entah sekarang, besok, maupun nanti.
Segala yang bernyawa akan mengalami kematian.
Day 7
Saya ingin
memperbanyak diri dengan ibadah. Lebih dekat dengan Tuhan sebelum nantinya saya
juga akan lebih dekat lagi setelah saya mati. Sebenarnya di Day 7 ini saya
ingin bertemu dengan Naruto. Namun rasanya itu sangat-sangat mustahil. Kan
Naruto hanya tokoh fiksi dan enggak mungkin ada di dunia ini. Jadi kalau
misalnya dia pun ada, boleh deh sekalian ketemu sama Tsubasa.
Day 8
Hari terakhir,
dan tentunya seperti sebuah ending. Ending di mana saya harus berpamitan. Lalu
momen meninggal seperti apa yang saya pilih? Saya ingin mati dipelukan ibu yang
membacakan saya surat Ar Rahman, saya tahu ibu saya sangat hafal surat ini.
Mungkin itu akan menjadi momen mati teromantis versi saya.
Namun semua hal di atas hanya sebuah pengandaian. Kita
tak pernah tahu kapan kita mati, kapan kita pergi meninggalkan semua hal di
dunia ini. Saya berharap masih diberi hari-hari panjang untuk lebih dekat
dengan Allah SWT. Untuk lebih bisa membahagiakan orang tua saya, menikah,
mempunyai anak, menjalani hari-hari tua saya dengan ibadah.
Ah, banyak hal yang ingin saya lakukan. Giveaway Mbak
Desy Namora ini sungguh seperti reminder
di mana setiap orang memang akan mati. Lalu kenapa kita tidak mempersiapkannya
terlebih dahulu? Dengan memperbaiki diri sendiri misalnya dan tentunya lebih
dekat dengan Tuhan.
Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa tinggalkan
komentar. Follow my twitter @queenlionade, joinsite my blog, lebih dekat dengan
saya lewat facebook: Endang Indri Astuti.
Komentar