Baiklah … hari ini saya
sukses membuat ibu menangis di pagi hari. Tapi bukan menangis karena
menyakitinya, bukan, tapi karena dia terharu melihat keromantisan saya pagi
ini. Hiks. Hanya bermodalkan secarik kertas berisi puisi yang saya tulis
sendiri dan sekotak Brownies cokelat, ah itu brownies atau kue tart. Halah saya
gak bisa ngebedainnya. Hanya bermodalkan itu, ibu sukses terharu. Saya juga
ikutan nangis. Heu … heu … hiks …
Kemarin, saya membeli
sekotak roti cokelat, sepulang dari kampus fiksi emas. Sebenarnya saya sempat
bingung mau memberi ibu apa? Pasalnya ibu gak mau dikasih kue tart. Bayangkan,
saya harus ngasih apa? Sempat saya bertanya sama Annisa Siwi. “Nis, ibuku mau
ulang tahun, aku mau ngasih apa ya?” #ngelirikdompet. Setelah berdiskusi dengan
dompet dan memastikan bahwa budget yang tepat adalah sekian, maka saya
kepikiran untuk membeli bunga. Ini terinspirasi dari ibu-ibu di desanya Anis.
Anaknya memberi bunga dan ibunya sukses menangis terharu, dan saya ingin seperti
itu. Pasalnya, ibu dibacakan cerpen sesedih minta ampun, dia enggak nangis.
Nonton film drama sad ending dia enggak nangis, ya iya, pasalnya dramanya dalam
bahasa inggris.
Maka ketika saya gagal
mendapatkan bunga, karena hari udah sore dan lupa nanya ke seseorang di mana
membeli bunga di kota Jogja. Maka saya sempat singgah ke toko roti, namun
sayangnya, saya enggak sreg sama kuenya. Ini enggak sreg dari segi budget
mungkin. Haha.
Saya pun akhirnya pulang, sampai di Klaten, sambil membawa
sekardus buku dari Diva Press, saya pun mampir ke toko troti. Enggak Cuma satu
toko, ini tiga sekaligus. Bener-bener belum ada yang cocok. Awalnya mau cari
roti mandarin, terus nanti ditulisin, “Teruntuk Wanita yang dicintai ayahku dan
kucintai” Walah … romantis tho?
Namun ketika saya masuk
ke toko roti, respon Mbak-mbak seperti ini.
“Mbak ada mandarin?”
“Ada Mbak itu”
“Mbak kalau ini minta
ditulisin kayak kue tar bisa?”
“Wah enggak bisa Mbak.”
“Duh …”
“Memangnya mau nulis
apa tho?”
“Teruntuk Wanita yang
dicintai ayahku dan kucintai”
Mbaknya langsung
bengong. Beneran bengong dan akhirnya daripada ketularan bengong, saya keluar
saja dan pulang. Saya mampir lagi ke toko roti dan akhirnya menyerah membeli
kue tart dengan tulisan dua kata saja “Teruntuk IBu” dan saya enggak nyangka
itu bisa membuat ibu menangis.
Ini sajak yang saya
tuliskan untuk ibu, sederhana, tapi tulisan pertama yang bikin ibu nangis.
Teruntuk
Wanita yang dicintai ayahku dan kucintai
Kuawali sajak ini bukan dengan serangkaian gelisah-gelisah yang kukumpulkan
Melainkan tergores dari senyummu yang mampu menghidupkan
Wanita yang sangat dicintai ayahku dan kucintai
Dengarlah, lewat kata-kata yang sulit kurangkai
Yang jika aku boleh memilih, kan kupilih memotong senja seperti sukab atau mencuri matahari seperti Tarmo untuk kupersembahkan padamu
Namun senja terlalu indah untuk kupotong dan matahari terlebih dahulu membakar
Terima kasih telah mencintai ayahku, dan jatuh cinta setia sampai kini
Aku anggap kau selalu jatuh cinta, sebab bila tidak, aku mungkin masih di pucuk gunung dan belum bernama hari ini
Terima kasih teruntuk menemani matahari, mulai dari rona merekah hingga redup teduh senja setiap hariku.
Menjadikan candik ayu di setiap doa yang kau terbangkan ke langit
Kau jadikan tameng, agar Tuhan selalu mencintaiku
Wanita yang dicintai ayahku dan kucintai. Sekotak di depanmu ini bukan simbol bahwa engkau menua. Bukan. Sebab di mataku engkau tetap cantik, di mata ayahku engkau lebih cantik. Engkau adalah wanita yang tegar menghadapi semprong-semprong kala api tertidur kelaparan. Engkau adalah wanita yang rela menunda suapanmu demi aku, anakmu yang perutnya keroncongan. Engkau wanita yang sungguh-sungguh luar biasa.yang mau mendampingiku, menyayangiku, mencintaiku bukan hanya karena itu tugasmu
Wanita yang dicintai ayahku dan kucintai
Kuawali sajak ini bukan dengan serangkaian gelisah-gelisah yang kukumpulkan
Melainkan tergores dari senyummu yang mampu menghidupkan
Wanita yang sangat dicintai ayahku dan kucintai
Dengarlah, lewat kata-kata yang sulit kurangkai
Yang jika aku boleh memilih, kan kupilih memotong senja seperti sukab atau mencuri matahari seperti Tarmo untuk kupersembahkan padamu
Namun senja terlalu indah untuk kupotong dan matahari terlebih dahulu membakar
Terima kasih telah mencintai ayahku, dan jatuh cinta setia sampai kini
Aku anggap kau selalu jatuh cinta, sebab bila tidak, aku mungkin masih di pucuk gunung dan belum bernama hari ini
Terima kasih teruntuk menemani matahari, mulai dari rona merekah hingga redup teduh senja setiap hariku.
Menjadikan candik ayu di setiap doa yang kau terbangkan ke langit
Kau jadikan tameng, agar Tuhan selalu mencintaiku
Wanita yang dicintai ayahku dan kucintai. Sekotak di depanmu ini bukan simbol bahwa engkau menua. Bukan. Sebab di mataku engkau tetap cantik, di mata ayahku engkau lebih cantik. Engkau adalah wanita yang tegar menghadapi semprong-semprong kala api tertidur kelaparan. Engkau adalah wanita yang rela menunda suapanmu demi aku, anakmu yang perutnya keroncongan. Engkau wanita yang sungguh-sungguh luar biasa.yang mau mendampingiku, menyayangiku, mencintaiku bukan hanya karena itu tugasmu
video persiapan Video gladi resik
Selamat Ulang Tahun ibu
Selamat Ulang Tahun ibu
Selamat Ulang tahun
ibu, semoga bahagia, sehat selalu, sayang sama aku :D
Komentar