REVIEW SUPERNOVA “PETIR” : Elektra, Si Petir yang Rapuh di Luar, Dan Mpret, Si Jabrik yang Penuh Misteri.
Semua ini gara-gara
Supernova ”Intelegensi Embun Pagi” yang pernah saya dapat dari sebuah GA. Saya
jadi cinta mati sama Supernova bahkan sekarang lagi kepengen banget baca kelima
seri lainnya. Sumpah, Mbak Dee Lestari keren banget bikin cerita. Kebayang
kalau buku ini difilm-in pasti keren banget. Aku bakal rela nabung buat ketemu
Elektra, Mpret, Gio, Bong, Bodhi, Zarah, Alfa, Kell, Liong dan tokoh-tokoh
Supernova lainnya.
Kalau dipikir-pikir
sebenarnya saya ini kebalik bacanya. Saya malah baca seri Supernova yang
terakhir dulu baru ngebet nyari yang awal-awal. Nah lo? Awalnya saya gak
ngerti, gimana bisa mencerna buku 700 halaman ini yang ternyata punya kelima
sekuel yang belum saya baca. Gimana saya bisa tahu arah ceritanya. Terlebih
ada istilah infiltran, peretas, dan banyak istilah asing lainnya. Tapi ternyata
membaca 700 halaman itu gak memusingkan, bahkan saya menyelesaikannya dalam
seminggu saking penasaran dengan cerita Supernova IEP. Tapi kali ini saya gak
akan bahas IEP dulu. Saya akan bahas buku Supernova yang lainnya. Seri-seri
awal sih. Saya akan ngajak kamu berkenalan dengan ELEKTRA, si Petir.
Pasti kamu kamu denger
kata petir langsung kepikiran kilatan di langit saat hujan. Gak salah sih,
emang gitu. Tapi buku Supernova yang Petir bukan cerita soal teori-teori petir
kok. Namanya Elektra, Elektra Wijaya. Awalnya Elektra pikir hidupnya bakal jadi
penonton saja. Selalu menjadi tandingan Watti sang kakak yang notabenenya lebih
cantik dan putih dari dia. Hidup Elektra datar-datar saja, tapi tak lepas dari
konflik juga. Mulai dari sekolah ketika dia dan Watti bak saingan, Elektra
sebenarnya tidak pernah memusingkan soal Watti yang memiliki kelebihan darinya.
“Bagiku hidup adalah duduk di bangku
bioskop yang gelap menontoni kakakku bergulung dengan ombak zaman.”
Ayah Elektra mempunyai
sebuah toko Elektronik. Di rumah Elektra terdapat banyak barang-barnag
elektronik yang tidak terpakai. Seiring berjalannya waktu Watti dan Elektra
terus tumbuh. Elektra tak menyadari bahwa di dalam tubuhnya tumbuh sesuatu yang
besar yang kelak akan membawanya ke dalam satu perubahan besar pula (Semuanya
baru terjawab di seri terakhir Supernova IEP, nanti dikasih reviewnya ya ..).
Entah karena apa sejak kecil Elektra sangat menyukai petir. Saat langit
berkilat, Elektra bahkan rela hujan-hujanan demi menonton Petir.
Ayah Elektra meninggal
kena stroke, Watti sang kakak menikah dengan Kang Atam yang bekerja di
Tembagapura, sejak itulah sebenarnya hidup Elektra baru dimulai. Kepergian Dedy
(Ayah Elektra) menjadi satu titik balik hidup Elektra. Elektra harus memulai
hidup sebatang kara. Mau tidak mau dia harus mampu bertahan menghadapi hidup
ini. Apa pun yang terjadi.
Etra, atau Elektra
harus menghadapi pasang surut dan masalah yang silih berganti. Mulai dari
tawaran Watti untuk mengajaknya hidup ke Tembagapura yang sebenarnya itu adalah
sindiran terhadap Elektra yang belum juga mendapat pekerjaan tetap. Sementara
uang peninggalan sang ayah sudah cukup
ludes untuk melunasi hutang-hutang dan belanja keperluan rumah.
Elektra baru sadar,
hidupnya tak ubah sebuah rutinitas monoton semenjak dia lulus kuliah. Dia
memang tidak suka besosialisasi dan lebih suka di rumah. Tapi bukan berarti
Elektra introvert. Hingga pada suatu hari sebuah surat datang ke rumahnya.
Elektra mendapat tawaran kerja menjadi sebuah dosen di sebuah perguruan tinggi
STIGAN. Di bagian ini banyak kejadian-kejadian lucu, saya saranin kamu baca
sendiri bukunya. Heheh.
Bermula di STIGAN, alur
menyeretnya pada Bu Sati yang kemudian menjadi pembimbing kekuatannya dan tanpa
Elektra sadari kelak dia akan tahu siapa Bu Sati sebenarnya. (Jawabannya ada di
buku seri terakhir Supernova). Tubuh Elektra mulai menyadari sesuatu yang
berbeda tumbuh di dalam sana, tapi Elektra masih tak tahu itu apa.
Nyaris tak punya uang
untuk hidup, Elektra bertemu dengan Belatrix, dari sini dia bertemu dengan
Kewoy. Elektra pun berubah menjadi manusia millennium yang mengenal warnet. (FYI, Elektra mengenal
warnet di zaman Frienster belum muncul, silakan kira-kira sendiri tahun
berapa.). Dari situ Elektra menjadi seseorang yang tidak gaptek lagi. Keasyikan
di warnet pola hidup Etra berubah dan membuatnya jatuh sakit. Dia dirawat oleh
ibu Sati. Merasa hidupnya tak berubah-berubah tiba-tiba sebuah ide melintas di kepala Etra. Dia ingin
membuka warnet. Bersama Kewoy, dia merintis usahanya. Kewoylah yang membawanya
berkenalan dengan Mpret atau Toni. Kelak, bila kau selesai membaca Supernova IEP
kamu akan tahu bertapa Mpret dan Elektra menjadi dua manusia romantis yang gak
romantis. Eh.
Mpret bak bintang jatuh
yang datang dan mengubah hidup Etra. Mpret yang punya kharisma, kucel,
cungkring, jabrik yang sukses mengubah Elanor (Nama rumah Etra) menjadi Elektra
Pop. Bersama Mi’un, Kewoy, Bang Yono (Agak bangga daerahku Klaten disebut di
cerita ini, Mbak Dee keren deh, walaupun Cuma dibilang sebagai tempat asal Bang
Yono) Elektra Pop berkembang pesat.
Teka-teki tentang siapa
Mpret pelan-pelan Elektra ketahui. Juga tentang kekuatannya yang bisa nyetrum
orang itu pun juga pelan-pelan terbuka. Elektra jatuh sakit, berhari-hari.
Setiap kali mau dibawa berobat, penyakit itu hilang, setiap kali dia sibuk
ngurusin Elektra Pop penyakit itu datang. Sampai pada akhirnya Bu Sati yang
menyembuhkannya, lalu mengajarinya mengendalikan kekuatannya. Lama-lama Elektra
pun harus menyalurkan kekuatannya, demi agar dirinya bisa segar juga.
Ketegangan antara Mpret
dan Elektra dimulai, baginya Elektra Pop yang sudah dibangun Mpret menjadi
zona, Playstation, Distro, Warnet dan Game center itu berubah sejak Elektra
membuka terapi listrik. Hal ini yang membuat mereka beradu mulut. Sampai pada
akhirnya Elektra tahu, semua ketidaksukaan Mpret dan alasannya menggusur ruang Playstation
bukan karena Mpret membencinya. Namun ada alasan lain yang dia temukan. Alasan
apakah itu? Silakan dibaca bukunya, jangan kayak saya Cuma bisa baca E booknya.
Hiks.
Bagiku selain Gio
Clavis dan Zarah, Mpret dan Elektra adalah pasangan yang manis tapi ngegemesin.
Si jabrik (Mpret) memang gak romantis, bahkan sampai kapan pun dia gak mau
nembak Elektra, tapi dia selalu siap diandalkan kapan saja, bahkan nantinya
Mpret akan menjadi kunci yang tak terduga, Mpret dan Elektra, ah dua nama ini …
Novel ini keren banget.
Yang jelas setiap bahasa yang dipakai Mbak Dee ini gak monoton. Kalau kamu
penggemar romance, fantasi, kamu bakal nemuin sesuatu yang beda di Novel ini.
Terlebih kalau udah baca sampai akhir. Penasaran gak siapa sebenarnya Mpret.
Apakah benar Bu Sati menjaga dan menyayangi Elektra? Lalu siapa Bong,
sepupu Mpret yang muncul di akhir
cerita. Belum juga tentang surat dar Diva yang diemailkan Gio Clavis pada
Dhimas dan Reubeun? Jawabannya baca Novel Supernova "Petir" dan nikmatilah asam,
manis, dan semua gejolak di dalamnya. Saya mau nostalgia sama Mpret dan Elektra
dulu ah …
Komentar