Langsung ke konten utama

Patah Hati ter-embuhlah Sepanjang Hidup Gue

Cinta, apa boleh buat, ternyata selalu klasik. (Seno Gumira Ajidarma, Pertanyaan Untuk Cinta)


Kenal, jatuh cinta, patah hati, gagal move on, kangen, balikan, rasanya siklus jatuh cinta itu-itu saja. Rasanya gue lupa jatuh cinta itu kayak apa. Beneran lupa. Sejak empat tahun yang lalu, setelah sebelumnya gue jadi jomblo absurd yang ngitungin berapa hari gue jomblo, sampai akhirnya gue lelah sendiri dengan itungan itu. Beberapa bulan yang lalu, status-status facebook gue kurang lebih seperti ini.

"Happy 2 months anniversary jomblo Indri ..."
Lalu ...
"Happy 5 months anniversary jomblo Indri"
Kemudian ...
"Happy 3 tahun anniversary Jomblo Indri. Mantan lo udah nikah tuh!"


Begitulah status-status gue beberapa bulan yang lalu. Kalau enggak percaya, coba aja scrool facebook gue, Endang Indri Astuti. Cari status di tahun 2012-an. Mantan? Gue jadi ingat satu mantan gue yang embuh banget. Saking embuhnya, kisah patah hati dengannya enggak bisa gue lupain. Enggak cuma dikhianatin, gue ditikung, disleding, di-counterattack-in sama dia. Jiah, bahasanya kayak main bola aja. 

Namanya, eh sebentar gue lupa namanya. Emang sih ya orang enggak penting namanya susah diingat. Namanya Aldi, eh iya bukan sih? Aduh kok gue lupa ya nama dia? Gue cuma ingat nama julukannya aja yang mirip nama permen. Menthos. Dia sering dipanggil seperti itu. Gue kenal dia karena ketemu di salah satu nobar tim bola. Kebetulan aja dia datang. Awalnya gue enggak naksir dia. Dia mulai inbok gue dan sms gue. Lalu entah gimana ceritanya gue jadian. Jadian layaknya orang lain, jalan bareng, pulang kerja dijemput, makan di kafe bareng. Gitu-gitulah.

"Gue putus sama dia," Ini bukan gue yang ngomong, tapi temen gue Risa yang lagi curhat sambil nangis.
"Loe putus? Kapan jadiannya?" Ujar gue dengan bengong. Sumpah, gue enggak tahu kalau dia punya pacar. Kita emang deket, udah kayak kakak-beradik gitu. kita sering curhat-curhatan, tapi karena beberapa bulan ini gue sibuk kerja, jadi enggak sempat ketemu sama dia buat curhat.
"Gue serius nih," ceritanya dengan suara serak.
"Sama siapa?"
"Ardi," ah iya, gue baru ingat, namanya Ardi.
"Oh ..."
"Kenapa putus?"

Lalu mengalirlah cerita Bla ... bla ... bla ... Kenapa gue cerita soal Risa? Nanti ada sangkut pautnya sama cerita gue. Udah ketebak ya endingnya? Ya gue ditikung, yah ... enggak seru dong. Enggak jadi cerita ah.

Gue memang putus sama Mentos, tapi bukan karena Risa ngerebut Mentos dari gue. Gue putus karena Mentos bilang, usia kami berbeda, dan kami enggak bisa bersatu. Oh My God. Loe pacaran sama kakek-kakek? Enggaklah ... gue sama mentos cuma beda beberapa tahun doang, dua tahun kalau enggak salah. Tapi serius loh, dulu gue sayang banget sama dia. Beneran! Gue itu tipe cewek setia, saking setianya, dia selingkuh aja gue setiain.

Gue sama Mentos kelar, tapi tiba-tiba Mentos SMS gue lagi, "Minggu ketemu yuk, di CFD."
Sumpah, gue gemeter, kepikiran kalau mentos bakal ngajak balikan sama gue. Beneran kepengen gitu diajak balikan, gue bakal terima dia apa adanya, gue enggak bakalan nyerewetin dia, gue enggak bakal marah kalau dia bangun siang, Gue---

"Ris, loe ada acara enggak, CFD-an yuk," gue sengaja ngajak Risa, soalnya gue deg-degan ketemu sama Menthos.
"Enggak, ayuk aja."

Dan mungkin kesalahan terbesar gue saat itu bukan karena ngajakin Risa dan pada akhirnya Mentos enggak ngajakin gue balikan, tapi karena gue ngajakin temen yang wajahnya lebih cantik daripada gue ketemu sama Mantan-Pacar gue- yang embuhlah itu.

Kami bertemu, ngobrol lama, entah ini gue yang bego atau apa ya, gue ngerasa banget kalau Mentos berkali-kali mencuri pandang ke Risa. Dan gue dengan bodohnya masih ngarep Mentos balikan sama gue. Seperti menjaring air pakai saringan. 

"Boleh gue ngomong berdua sama Indri," tukas Mentos sama Risa. Yes! Gue bakal diajak balikan! Gue bakal diajak balikan.
"Iya," ujar Risa sambil tersenyum dan gue ngerasa Risa senyumnya aneh banget ke Mentos.
"Adikmu cantik, gue pacarin ya?" 

Jeduar! Itu tadi petir apa halilintar sih yang ngomong. Kok rasanya nyesek banget yak. NYESS!!!
Okelah gue enggak cantik, tapi enggak usah bandingin gue sama orang lain juga keles. Masa Mentos muji-muji cewek lain depan gue. Gue kan masih bisa cantik kalau di make over. Gue kan --- Bentar, tunggu! Dia tadi bilang apa? Macarin adek gue? Macari Risa?

"Ada hal yang harus loe tahu. Gue sama adik loe ... maksud gue Risa, sebenarnya udah jadia sejak sebulan yang lalu. Kami sedang berantem, dan gue sengaja manfaatin loe buat manas-manasin Risa."

Belum sempat gue bernapas dengan benar, ucapan Mentos kembali menyengat telinga gue. Ini kenapa kisah gue jadi kayak cerpen klasik yang nyesek gini. Tapi seriusan ini kisah gue, banyak temen gue yang jadi saksi atas kisah tragis yang agak menye-menye ini.

"Maksud loe, gue jadi pelampiasan?"
"Gue gak bermaksud begitu. Tapi, gue harap loe ngerti dan bisa ngalah untuk gue dan Risa."

Otak gue blank. Gue enggak bisa mikir. Seluruh sendi gue lemes, gue panggil Risa lalu gue minta duduk di sebelah Mentos. Wajah Risa tegang, seperti sudah tahu semua skenario ini.

"Gue mau balik, laper," tukas gue dengan senyum getir. Risa masih enggak enak sama gue. Dia sampai ngintilin gue ke warung makan. Lagu Afgan yang berjudul Sadis kebetulan saja diputar, entah kenapa suasananya pas sama gue. Gue jadi pengen daftar jadi model video klipnya. Gue enggak ngomong apa-apa sama Risa. Cuma duduk, makan dan menghayati lagunya Afgan yang entah sejak kapan mulai jadi salah satu soundtrack hidup gue.

Ditikung memang tidak enak, tapi lebih tidak enak lagi kalau kau ditikung saat kau lapar!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel: Belahan Jiwa, Saat Dia Selalu Bersamamu, Cinta itu Telah Hadir

Jangan dibuka trailer di atas kalau gak mau kayak aku, langsung lari ke Indomaret buat ngambil novel Belahan Jiwa karya Nuniek KR ini :). Sumpah dendam banget sama yang buat trailer, maksudnya apa coba, bikin trailer yang bisa bikin nangis dari detik pertamanya di play (Pas iklannya, Plak). Tapi beneran aku sempat menitikkan air mata waktu liat trailer ini. Ciyus. Buat Bang Roll, hebat banget bisa bikin trailer keren kayak gini. Kamu utang 1 tetes air mataku, Bang. Hiks T_T

Nila Asam Manis Pedas Ala Warung Mbak Diah Pedan

Menikmati weekend dengan makan di tempat yang rindang, sejuk dengan panorama khas pedesaan memang jadi dambaan semua orang. Seperti yang saya lakukan dengan teman-teman saya beberapa waktu yang lalu. Mencari makanan enak di kota kami, Klaten memang tidak cukup sulit. Hanya saja kadang untuk mencari lokasinya sedikit sulit, tapi untungnya sekarang ada aplikasi Opensnap jadi gak perlu repot buat cari lokasi tempat makan favorit. Hm ... Mandanginnya ampe segitunya :)

10 Menu Makanan yang Wajib Banget Kamu Cicipin Kalau Berkunjung Ke Coconuts Resto

Solo emang surganya kuliner, gak jarang kalau pas ke solo pasti aku menyempatkan waktu untuk sekadar jalan-jalan atau sekadar mencicipi wisata kuliner di kota yang memiliki julukan Spirit Of  Java.  Beberapa minggu yang lalu aku sempat ke Solo untuk mengunjungi kakakku. Selagi di Solo, maka gak afdhol kalau gak jalan-jalan atau wisata kulineran. Aku pun mengajak seorang teman untuk jalan bareng, kebetulan dia orang solo dan tahu solo banget.  Namanya Mbak Ana. Aku pun janjian dengan Mbak Ana untuk wisata kulineran bareng. Kami janjian di Hartono Mall Solo baru, karena tempat itu yang paling dekat dengan rumah kakakku. Aku pun segera bersiap dan berangkat ke Hartono Mall. Enggak butuh waktu lama. 10 menit aja nyampe, setelah parkir mobil aku pun menunggu di area VIP parking agar mbak Ana lebih mudah menemukanku.