Aku tahu, Engkau juga pastinya sangat tahu apa yang terjadi hari ini. Bahkan tanpa aku menuliskan curhatanku di sini. Tapi biarkan aku meringankan sedikit beban di dada. Yang berdesakan bak angin musim dingin sebelum hujan melanda.
Tuhan, aku tahu Engkau sangat mencintaiku. Hingga hari ini engkau menguji iman dan kepercayaanku kepadaMu. Saat ini engkau pasti tahu, siapa lelaki yang menabrak aku dan ibuku, lalu meninggalkan kami tanpa tanggung jawab. Sebetulnya aku ingin tahu siapa dia, Tuhan. Tapi aku tak tahu harus bertanya pada siapa? Aku bahkan tak tahu motor dan plat nomernya berapa. Tapi, saat ini, aku sangat yakin Engkau sangat tahu siapa dia.
Bilang sama dia Tuhan, aku sudah mengikhlaskan apa yang terjadi hari ini. Sekali pun sebenarnya aku tak pernah ikhlas ibuku terluka. Bilang sama dia Tuhan, sebenarnya, jika dia tidak melarikan diri, aku mungkin tak akan menuntutnya apa-apa. Mungkin saja, dia meninggalkan kami karena takut menanggung biaya rumah sakit. Mungkin saja dia punya tanggungan keluarga yang rumit.
Jangan bilang sama dia Tuhan. Tentang diriku yang harus bertahan sendirian bermenit-menit di depan UGD tanpa bisa menahan tangis. Bahkan aku harus beberapa kali memalingkan wajahku, agar mendung di wajahku tak tampak di depan ibuku, orang yang kucintai. Yang hari ini berjuang melawan sakit di UGD. Bilang sama dia, Tuhan. Ibuku wanita yang kuat.Tapi seharusnya dia tidak meninggalkan kami, seperti seorang pengecut. Setidaknya, apa dia lebih memilih menanggung rasa bersalah di hatinya daripada menemui kami. Tapi tunggu, Tuhan. Mungkin saja saat pembagian rasa bersalah dia tidak datang.
Tuhan, terima kasih. Saat ini tak ada hal yang paling kusyukuri selain Engkau masih memberikan kesempatan untukku bersama ibu. Engkau yang menjaga kami. Terima kasih juga Tuhan, Engkau telah memberikanku teman-teman yang sangat peduli padaku, saudara-saudara yang menjauhiku, Budhe yang jaraknya 10 meter dari rumah sakit tapi lebih memilih menunggui rumah mewahnya itu, dan mereka yang selalu mendoakanku dari jauh. Teman-teman facebook dan segenap teman-teman yang menyayangiku.
Tuhan, itu saja. Terima kasih sudah mendengarkan curhatku.
Komentar